Indonesia disebut sebagai negara dengan sistem demokrasi yang baik. Gelar tersebut didapat karena negara ini telah telah mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi ke dalam sistem dengan baik. Salah satunya ialah mengadakan Pemilu Kepala Daerah (PILKADA) sebagai bentuk pemberian hak kepada masyarakat untuk memilih pemimpinnya sendiri. Berdasarkan UU No.9 Tahun 2014, pemerintah akan mengadakan PILKADA Serentak tahun 2015. Kota Depok dalam hal ini menjadi salah satu wilayah yang termasuk dalam Gelombang Pertama dari Pilkada serentak nanti. Tahun 2014, tercatat 30% pemilih dalam pilkada Depok hanya memilih pasangan calon yang membayarnya. Hal ini diasumsikan bahwa warga masih kekurangan pendidikan demokrasi yang baik.
Dalam rangka menanamkan nilai-nilai demokrasi yang ideal, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Budi Luhur mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di RT.06/09 Kelurahan Pengasinan, Kec. Sawangan, Depok. Sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2015 di Posyandu Anggrek 04 oleh tim PKM yang diketuai oleh Ibu Arin Fitriani, adapun anggota tim Ibu Denada dan Ibu Elistania. Sosialisasi diikuti oleh sekitar 30 orang warga yang didominasi oleh ibu rumah tangga.
Pada PKM ini, penekanan materi yang diberikan bukan pada bagaimana Pilkada dilaksanakan, hal ini karena semua peserta merupakan pemilih aktif yang telah berpengalaman berpartisipasi dalam pemilu. Sehingga materi yang diberikan lebih fokus pada pendidikan demokrasi masyarakat. Tiga poin yang ditekankan ialah adanya kebebasan, persamaan dan pengawasan yang dimiki setiap warga negara sebagai inti dalam pelaksanaan demokrasi. Selain menjelaskan nilai-nilai substantif demokrasi, tim PKM juga mengajak peserta ke dalam simulasi demokrasi secara nyata. Tim PKM FISIP UBL kali ini juga mengadakan simulasi demokrasi. Simulasi ini menekankan adanya partisipasi warga untuk turut mengkritisi pemimpinnya sesuai kaedah nilai demokrasi. Simulasi dilakukan melalui diskusi kelompok dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di lingkungan dan mencoba menawarkan solusinya.
Para peserta terlihat antusias dengan diskusi tersebut. Mereka berdiskusi terlebih dahulu kemudian menuliskannya. Masalah yang mengemuka dalam diskusi antara lain berkaitan dengan krisis air yang sedang terjadi diwilayah tersebut, pengelolaan sampah, partisipasi warga dan keamanan, hingga sulitnya mengkoordinasikan warga dalam kegiatan tertentu. Tiap kelompok menunjuk pemimpinnya untuk menyampaikan permasalahan dan solusi, kemudian kelompok lain menanggapi, sehingga terjadi diskusi dua arah. Tim PKM FISIP UBL juga turut serta memberi solusi pada beberapa permasalahan yang terjadi, kemudian mereka mencari solusi yang dianggap paling baik. Hal tersebut secara tidak langsung menjadikan simulasi ini sebagai media untuk mendiskusikan masalah riil yang sedang mereka hadapi di lingkungan RT secara demokratis.
Sebelum menutup kegiatan, seluruh peserta menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam upaya mencari solusi permasalahan melalui diskusi adalah bentuk kebebasan yang menekankan adanya persamaan dan sekaligus sebagai pengawasan terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh pemimpin dalam hal ini adalah Ketua RT. Melalui komunikasi yang mengedepankan kebersaaman dan rasa saling menghargai, tanpa menjatuhkan, permasalahan dapat dengan mudah diselesaikan dan mendapatkan feedback. Kegiatan PKM menjadi lebih meriah dengan dibagikannya doorprize, terutama bagi peserta yang berani mengemukakan argumentasinya dengan jelas dan menjawab pertanyaan yang diajukan tim. Para peserta berharap ada kegiatan lain sebagai keberlanjutan kerjasama terutama yang berkaitan dengan penyelesaian masalah yang sedang mereka hadapi. Pemaparan materi nilai-nilai demokrasi serta simulasi bersama warga diharapkan turut berkontribusi secara luas terhadap Indonesia yang menjadi negara dengan sistem demokrasi ideal bagi banyak negara di dunia.