JAKARTA (Budi Luhur) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyelenggarakan “Sosialisasi SOP Sistem Keamanan Destinasi Pariwisata Dalam Menghadapi Ancaman Terorisme” pada 11-13 November 2015 di Pontianak. Kegiatan ini merupakan hasil road map BNPT dalam merumuskan standar prosedur operasional sejak awal 2015. Sosialisasi menyasar seluruh pemangku kepentingan di Indonesia, baik kalangan pemerintah, TNI/ Polri, akademisi, pegiat dan aktivis keamanan, serta pelaku usaha destinasi wisata. Termasuk dalam peserta sosialisasi ini adalah perwakilan Universitas Budi Luhur, yaitu Denik Iswardani Witarti, Ph.D., dan Lucky Nurhadiyanto, M.Si.
Acara sosialisasi dibuka dengan keynote speech dari Dr. Amrizal, selaku Inspektur BNPT yang menegaskan tentang pentingnya kewaspadaan nasional dalam menggalang kekuataan penanggulangan terorisme. Dr. Amrizal menyatakan, “Penanggulangan terorisme bukan hanya tanggung jawab BNPT. Tanpa peran serta masyarakat kami tidak akan mampu bergerak. Karena dalam menghadapi terorisme, yang kita hadapi adalah paradigma radikal bukan para pelakunya.” Selanjutnya, pemaparan tentang kebijakan dan strategi BNPT dalam penanggulangan terorisme di Indonesia oleh Drs. H. Herwan Chaidir, Direktur Perlindungan BNPT. Pemaparan dikuatkan manifestasi terorisme di Indonesia dengan narasumber mantan pelaku dan korban terorisme, antara lain Ustadz Abu Ridho (mantan pemimpin militer NII) dan Tony Soemarmo (korban bom JW Marriot yang juga sebagai sekretaris Asosiasi Korban Bom Indonesia/ ASKOBI). “Terorisme adalah kejahatan yang nyata, ada di sekeliling kita. Kini sasaran para penganten adalah para remaja dan anak muda. Targetnya public space, termasuk destinasi wisata. Bahkan sekarang mereka mampu membuat bom yang tidak hanya menimbulkan daya ledak besar namun telah dimodifikasi menjadi biochemical bomb”, pungkas Drs. H. Herwan Chaidir mengakhiri acara pembukaan.
Materi utama dipaparkan secara panel dengan narasumber Dadang Rizki Ratman (Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kemenpar), Dr. M. Kemal Dermawan (Kriminolog) dan Dr. Sri Yunanto (Ketua Pokja Penyusunan SOP). Diskusi panel berlangsung dengan moderator Sapto Priyanto, M.Si. Hasilnya seluruh peserta sepakat dan diharapkan mampu menjadikan SOP tersebut sebagai acuan sistem keamanan destinasi wisata. Sumbang saran menjadi hal yang dapat memperkuat pelaksanaan SOP dalam menghadapi ancaman terorisme yang kian masif.
Rangkaian acara ditutup dengan keterlibatan peserta dalam Pembukaan Festival Equator. Festival Equator merupakan acara rutin yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kalbar setiap akhir tahun pada 13-16 November 2015. Pembukaan diselenggarakan di Rumah Radakng dengan paduan budaya tarian tradisional Kalimantan Barat dan Barongsai. Festival Equator turut diramaikan berbagai pameran kekayaan budaya khas Pontianak.