“Dengan Beasiswa Mari Tingkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia!”
Pada hari Kamis, 06 Oktober 2016, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Budi Luhur (UBL) menyelenggarakan Seminar Beasiswa dengan tema “Dengan Beasiswa Mari Tingkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia!” di ruangan Teater, UBL. Kegiatan ini menghadirkan tiga nara sumber yang dimoderatori oleh Untung Sumarwan, M.Si (Kepala Program Studi Kriminologi) dan dihadiri lebih dari 300 mahasiswa/i lintas fakultas.
Pembicara pertama, Fahlesa Munabari, Ph.D adalah peraih beasiswa JASSO, Monbukagakusho Scholarship, dan Endeavour Postgraduate Award dari Pemerintah Australia. Beliau menyampaikan tips dan tricks serta berbagi pengalaman beliau tentang cara mahasiswa/i mendapatkan beasiswa. Beliau menuturkan bahwa hal yang paling pertama dan paling penting adalah motivasi. Keinginan saja tidak cukup bagi para pelamar beasiswa, tetapi harus mempunyai motivasi yang lebih dalam. Hal kedua yang perlu dilakukan setelah mempunyai motivasi adalah follow up (tindak lanjut dari motivasi). Kita harus mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Carilah informasi yang lebih lengkap, terutama dari para senior atau orang-orang yang pernah mendapatkan beasiswa. Persiapan yang diperlukan juga mencakup penguasaan bahasa asing, mempersiapkan surat rekomendasi, memperbaiki IPK, dan lain-lain. Faktor yang penting untuk diperhatikan juga adalah bahwa beberapa beasiswa pertukaran pelajar mengutamakan mahasiswa/i yang aktif di organisasi atau kegiatan kemahasiswaan (soft skill). Tidak hanya itu, beliau juga menceritakan ia pernah mengalami kegagalan dalam mencoba aplikasi beasiswa, hal ini tidak membuat beliau patah semangat. Kegagalan dalam kompetisi adalah pembelajaran bagi pelamar sebagai bekal untuk mengikuti kompetisi beasiswa lain. Setelah motivasi dan tindak lanjut, persyaratan yang perlu diperhatikan adalah surat rekomendasi. Rekomendasi disarankan berasal dari pihak-pihak yang memiliki posisi yang cukup penting dalam sebuah institusi. Sebagai penutup, beliau mengingatkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan tidak akan berhasil kalau Tuhan tidak menghendaki. Untuk itu, jangan lupa untuk tetap berdoa.
Hal yang hampir serupa disampaikan oleh pembicara kedua, Nadia Utama Larasati, M.Si, peraih Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) UI dan DIKTI. Nadia juga setuju bahwa motivasi yang besar akan membangkitkan semangat mendapatkan beasiswa. Setelah itu, beliau menyarankan untuk menemukan terlebih dahulu instansi yang ingin dituju, karena setiap instansi memberikan persyaratan yang berbeda-beda. Kemudian lengkapi syarat-syarat administrasi. Selanjutnya, beliau juga menyarankan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi wawancara. Dalam wawancara, institusi pemberi beasiswa akan melihat sekuat apa motivasi yang kita miliki dan kontribusi apa yang akan kita perbuat ketika kita pulang ke Indonesia. Kemudian, beliau menjabarkan berbagai beasiswa dalam dan luar negeri seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Beasiswa Unggulan DIKTI, StuNed Scholarship, Chevening Awards, dan lain-lain. Secara umum beasiswa tersebut meminta kita untuk mempersiapkan beberapa hal penting sebagai berikut: CV, Motivation Letter, IELTS/TOEFL, Recommendation Letter, Proposal Perencanaan Studi, Letter of Acceptance, dan lain-lain. Terakhir, semua usaha harus diakhiri dengan berusaha maksimal, yakin dan berdoa.
Tidak kalah penting, Brian Caesar Yusuf juga berbagi pengalamannya menjadi delegasi dalam Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) 2.0 Mass Media dan di ASEAN Youth Leaders’ Association (AYLA). Sebelum mengikuti AYLA, Brian menceritakan pengalamannya beberapa kali gagal mencoba beberapa aplikasi pertukaran pelajar. Tetapi hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk mencoba kembali mengikuti berbagai aplikasi pertukaran pelajar di luar negeri. Setelah mengikuti AYLA di Philippines, Brian dipercaya sebagai AYLA Head of Volunteer di Singapore. Kesempatan tersebut diberikan karena kesuksesannya mempresentasikan essay mengenai kebudiluhuran. Tidak serta merta karena hal tersebut, kegiatan internal dan eksternal organisasi diakuinya membangun mental beliau untuk menemui orang-orang yang belum dikenalinya. Hingga saat ini, Brian masih aktif dalam berorganisasi. Beliau juga pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) UBL pada periode tahun 2013-2014.
Dalam kesempatan kali ini, Brian juga menyampaikan rasa terima kasihnya yang besar kepada Universitas Budi Luhur yang selama ini selalu mendukung kegiatan eksternal mahasiswa/i UBL. Beliau menyatakan bahwa dengan berbagai student exchange program, kita dapat berkesempatan untuk bertukar pikiran dengan mahasiswa/i di berbagai negara yang pada akhirnya dapat membuka wawasan kita.