[:en]Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI), FISIP, UBL pada tahun ini kembali mengadakan Junior Short Diplomatic Course untuk yang ke 18 kalinya di Auditorium Universitas Budi Luhur, Jakarta, Rabu (22/03/2017)
Kegiatan ini merupakan ajang tahunan berupa lomba simulasi sidang untuk siswa-siswi SMA/MA/SMK se-Jakarta dan Tangerang bekerja sama dengan Direktorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI sebagai juri. Sejak tahun 2013, simulasi sidang JSDC menggunakan sistem Bali Democracy Forum yang sebelumnya menggunakan Model United Nations. Penyelenggaraan JSDC pada tahun ini mengangkat tema pada Bali Democracy Forum IX: “Religion, Democracy and Pluralism”.
Kegiatan ini diikuti dengan jumlah peserta sebanyak 230 siswa-siswi dengan total 24 sekolah SMA/SMK sederajat yang didampingi oleh guru masing-masing. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Direktur Diplomasi Publik, Kemlu, Al Busyra Basnur; Staff Ahli YPBLC, Duta Besar Sunten Z. Manurung; Rektor UBL, Prof. dr. Ir. Didik Sulistiyanto; Dekan FISIP, Fahlesa Munabari, Ph.D; Kaprodi HI, Yusran, M.Si dan beberapa dosen HI, FISIP.
Prof. dr. Ir Didik Sulistyanto, Rektor UBL sangat mengapresiasi kegiatan ini pada saat membuka acara.
“Ini merupakan kegiatan yang luar bisa penting. Kami UBL menyiapkan secara dini calon-calon diplomat dan pakar diplomasi internasional, diruangan inilah calon-calon diplomat itu!” ujarnya
Rektor mengucapkan ini merupakan suatu kehormatan bagi UBL bahwa Kemlu bisa hadir dan memberikan appreciate kepada calon-calon diplomasi. Beliau berharap siswa tidak hanya menjadi diplomat-diplomat yang handal di masa depan, tetapi juga dibarengi dengan moral bangsa.
“Regenerasi harus disiapkan, Indonesia butuh para intelektual muda-mudi SMA yang handal dan memiliki karakter yang berbudi luhur. Seperti Nawacita pemerintahan pak Jokowi, fokus kepada pembentukan karakter bangsa yang memiliki Pancasila dan UUD 1945.” paparnya.
Direktur Diplik, Al Busyra berterimakasih kepada pimpinan UBL dan HIMAHI atas inisiasi kegiatan ini. Menurutnya selama 17 tahun berkiprah, JSDC sudah melahirkan perjalanan seseorang yang mungkin sekarang sudah masuk kuliah di perguruan tinggi dan mungkin sudah menyelesaikan S1.
“Ini adalah suatu karya besar anak-anak bangsa, yang didukung oleh bapak-bapak bangsa yang duduk di depan. Selama ini, saya mencatat BL akan menjadi sector of excellent dibidang demokrasi, apalagi sejak 11 Maret, UBL mempunyai pemimpin tidak hanya professional excellent dan ahli dibidangnya, tetapi mempunyai wawasan, pengalaman dan ekspertis internasional dan mantan diplomat.” paparnya
“Saya belum pernah mendengar ada kegiatan-kegiatan seperti MUN yang sudah mencapai 17 tahun. Secara khusus, sejak tahun 2013 membahas demokrasi yaitu BDF yang di adopt jadi acuan JSDC untuk meningkatkan pemahaman adek-adek SMA Jakarta-Tangerang. Mumpung kiprahnya UBL ini luar biasa hebat. Banyak kegiatan-kegiatan yang dapat disinergikan. Kemlu siap berkolaborasi dalam kegiatan-kegiatan akademis yang dilakukan oleh UBL!” ujarnya.
BDF terlaksana berdasarkan kebutuhan untuk melangkah lebih jauh kedepan yang sudah 10 tahun diselenggarakan. Forum BDF dipandang telah berhasil memberikan hasil yang konkrit dan memberikan kontribusi yang real, baik dalam kawasan maupun dunia. Sejak 2008, BDF menggalang komitmen bersama menuju demokrasi yang lebih baik. BDF ini tidak menetapkan negara mana yang demokrasinya baik dan tidak baik tetapi merupakan forum tingkat menteri yang berdiskusi (sharing experiences & best practices). Dengan adanya BDF, demokrasi di Asia Pasifik berkembang sangat signifikan. Myanmar merupakan salah satu bukti nyata, bahwa nilai-nilai demokrasi semakin mengemuka dalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara di Myanmar. Menurut catatan Kemlu, Myanmar adalah negara yang sangat banyak mengirimkan tokoh-tokoh politik dan pemuda yang belajar tentang demokrasi di Indonesia.
Beliau berharap course seperti ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Siswa-siswi harus memberikan perhatian khusus kepada perkembangan dunia.
“Generasi muda siapapun dan pekerjaan atau profesi apapun, nantinya hubungan kalian dengan dunia luar dan dengan perkembangan global tidak akan dipisahkan. Suka dan tidak suka kita harus dan akan berhadapan dengan dunia internasional dengan segala dinamikanya. Apakah kita ingin jadi pemenang dalam kondisi global, atau pononton atau orang yang kalah?” ujarnya.
Sebelum simulasi sidang dimulai, Rektor UBL membuka kegiatan dengan pemukulan gong yang didampingi oleh seluruh pejabat untuk menandakan kegiatan dibuka. Seluruh peserta dan tamu undangan juga disuguhi penari Bali, sehingga dalam kegiatan tersebut dapat memberikan kesan nuansa Bali.
Terdapat empat sesi sidang dalam JSDC, yaitu : Sesi pertama adalah Leader Statement yakni pembacaan laporan dari pimpinan sidang, dan pernyataan pembuka dari representasi Presiden RI; sesi kedua adalah General Debate yakni pembacaan pidato dari masing-masing negara delegasi; sesi ketiga adalah Panel Discussion yakni sesi penyampaian topik dari beberapa panelis dan merupakan sesi tanya jawab antara panelis dan delegasi; dan sesi terakhir adalah penutup yakni penyampaian kesimpulan oleh pimpinan sidang mengenai pernyataan yang tekah disampaikan oleh masing – masing negara pada setiap sesi.
Dekan FISIP, Fahlesa Munabari, PhD, pada penutup mengucapkan terimakasih kepada Kemlu, khususnya Diplik yang telah bekenan secara rutin membantu dan mendukung acara JSDC yang diadakan HIMAHI. Beliau berterimakasih juga kepada Duta Besar Sunten Z. Manurung yang telah berkenan menjadi juri dan kepada SMA yang telah bersedia hadir.
“Anda sudah beralatih disini, mendapat masukan yang berharga dari Kemlu. Bagaimana untuk menyusun sebuah kertas posisi yang berguna untuk mempromosikan isu-isu yang berguna bagi negara Indonesia. Siapapun yang jadi pemenang jangan jadi soal, bagi teman-teman yang paling penting adalah kalian sudah belajar untuk menjadi diplomat-diplomat Indonesia masa depan.”
Adapun pemenang JSDC pada tahun ini adalah sebagai berikut :
Juara 1 Best Country Team : 1. SMA Catholic St. John (C)
Juara 2 Best Country Team : SMAN 29 Jakarta (B)
Juara 3 Best Country Team : SMKN 30 Jakarta (A)
Juara 1 Best Country Statement : SMAN 29 Jakarta (B)
Juara 2 Best Country Statement : SMAN 112 Jakarta
Juara 3 Best Country Statement : SMKN 30 Jakarta (B)
Juara 1 Best Speaker : SMAN 29 Jakarta (B)
Juara 2 Best Speaker : SMAN 6 Jakarta
Juara 3 Best Speaker : SMAN 3 Jakarta
Juara 1 Best Delegates : SMA Catholic St. John (C)
Juara 2 Best Delegates : SMKN 30 Jakarta (A)
Juara 3 Best Delegates : SMAN 6 Jakarta[:]