[:en]FISIP Seminar Series Kriminologi kali ini mengambil tema “Peran Analisis Intelijen BNN Dalam Peranan Narkoba Di Indonesia” Oleh Bapak Fathurrohman, S.Sos., M.A., Hum yang dilaksanakan di Teater UBL, Selasa (28/11/17). Yang dihadiri oleh mahasiswa FISIP, mengundang Kaprodi Kriminologi, Untung Sumarwan, M.Si dan Sekprodi Kriminilogi, Lucky Nurhidayanto M.Si dan beberapa dosen FISIP lainnya.
Dalam seminarnya, Beliau memaparkan bagaimana cara menganalisis sebuah kasus, proses kerja baik di dalam maupun di lapangan, fokus alur analisis dalam penyelidikan narkotika dan proses dalam membuat produk akhir intelijen. Fungsi analisis secara umum sangat Vital diminta untuk memberikan masukan yang akan dilakukan dan memprediksikan di masa yang akan datang dalam bentuk informasi.
Angka prevalensi adalah angka perbandingan perkiraan penyalahgunaan didapatkan dari survey, kisaran 4.2% penyalah gunaan narkoba, Indonesia 250 juta penduduk, 17,508 pulau dan 85.000km panjang pesisir.
“Indonesia menjadi tujuan, menjadi pasar, jadi bahwa kita dianggap pasar yang sangat potensial bagi para pengedar dan faktanya memang iya” jelas beliau.
NPS narkoba yang belum masuk dalam deklarasi (new psychoactive substances) jika tidak masuk dalam list BNN pengguna tidak akan bisa ditangkap karna tidak dapat diklarifikasi, jika sintetik dikonsumsi akan mengakibatkan gagal ginjal, RUTE penyelundupan indonesia (Iran golden Crescent, China Filipina Golden Triangle, Central Amerika, Jaringan Narkoba Transnasional di Indonesia. Perspektif dalam intelijen, mencoba mempetakan dan memahami venomena persoalan narkoba.
Dengan adanya seminar ini, diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa/i FISIP khususnya Prodi Kriminologi kedepannya.[:ID]FISIP Seminar Series Kriminologi kali ini mengambil tema “Peran Analisis Intelijen BNN Dalam Peranan Narkoba Di Indonesia” Oleh Bapak Fathurrohman, S.Sos., M.A., Hum yang dilaksanakan di Teater UBL, Selasa (28/11/17). Yang dihadiri oleh mahasiswa FISIP, mengundang Kaprodi Kriminologi, Untung Sumarwan, M.Si dan Sekprodi Kriminilogi, Lucky Nurhidayanto M.Si dan beberapa dosen FISIP lainnya.
Dalam seminarnya, Beliau memaparkan bagaimana cara menganalisis sebuah kasus, proses kerja baik di dalam maupun di lapangan, fokus alur analisis dalam penyelidikan narkotika dan proses dalam membuat produk akhir intelijen. Fungsi analisis secara umum sangat Vital diminta untuk memberikan masukan yang akan dilakukan dan memprediksikan di masa yang akan datang dalam bentuk informasi.
Angka prevalensi adalah angka perbandingan perkiraan penyalahgunaan didapatkan dari survey, kisaran 4.2% penyalah gunaan narkoba, Indonesia 250 juta penduduk, 17,508 pulau dan 85.000km panjang pesisir.
“Indonesia menjadi tujuan, menjadi pasar, jadi bahwa kita dianggap pasar yang sangat potensial bagi para pengedar dan faktanya memang iya” jelas beliau.
NPS narkoba yang belum masuk dalam deklarasi (new psychoactive substances) jika tidak masuk dalam list BNN pengguna tidak akan bisa ditangkap karna tidak dapat diklarifikasi, jika sintetik dikonsumsi akan mengakibatkan gagal ginjal, RUTE penyelundupan indonesia (Iran golden Crescent, China Filipina Golden Triangle, Central Amerika, Jaringan Narkoba Transnasional di Indonesia. Perspektif dalam intelijen, mencoba mempetakan dan memahami venomena persoalan narkoba.
Dengan adanya seminar ini, diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi mahasiswa/i FISIP khususnya Prodi Kriminologi kedepannya.[:]