Laboratorium Hubungan Internasional menyelenggarakan Kuliah Umum yang bertema “Contemporary Diplomacy in the Era of Globalization.” Kuliah Umum tersebut merupakan kelanjutan dari diskusi ilmiah dengan tema yang sama yang telah dilaksanakan pada 23 September 2019. Baik diskusi ilmiah maupun kuliah umum menghadirkan dua narasumber yang merupakan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional angkatan 2015, yakni Gisella Karina (yang sering disapa dengan sebutan Kak Karin) dan Muhammad Reza Arfianda (yang sering disapa dengan sebutan Kak Fian. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2019 peserta mata kuliah Bahasa Inggris dan siswa/i SMA undangan. Kegiatan ini diselenggarakan pada Senin (28/10) di Ruang Theater Universitas Budi Luhur, dan dimulai pukul 13.40 WIB.
Acara dibuka langsung oleh Kepala Laboratorium Hubungan Internasional dan juga selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Inggris, yakni Tulus Yuniasih, M.Soc.Sc. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan dengan diselenggarakannya kegiatan kuliah umum ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa Hubungan Internasional dan juga siswa/i SMA undangan mengenai diplomasi pada era kontemporer. Kemudian beliau juga menyampaikan alasan mengapa tema tersebut diangkat, karena ketika akan membuat penelitian berbentuk tesis atau skripsi, ada baiknya jika kita mengambil tema yang kita kuasai, sehingga akan mempermudah kita dalam menjalankan penelitian tersebut.
Pemaparan materi pertama disampaikan oleh Gisella Karina dengan menjelaskan materi skripsinya yang membahas mengenai diplomasi olahraga. Dalam pemaparannya, Karin memberikan sebuah studi kasus dari penggunaan diplomasi olahraga yakni pada konflik hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Pada pemerintahan Presiden Moon Jae-In, Korea Selatan melanjutkan kebijakan Sunshine Policy sebagai salah satu kebijakan menjalin hubungan yang baik dengan Korea Utara. Selain itu, hubungan diplomatik antara kedua negara ini semakin erat setelah pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin 2018 yang dilangsungkan di Pyeongchang, Korea Selatan. Inisiasi ini telah membuktikan bahwa diplomasi olahraga merupakan cara yang sangat efektif dalam mengatasi konflik antara Korea Selatan dengan Korea Utara, sehingga kedua negara ini dapat membuka hubungan bilateral semakin baik.
Pemateri selanjutnya disampaikan oleh Muhammad Reza Arfianda. Pemateri membahas mengenai pentingnya industri game online dalam diplomasi sebuah negara. Dalam pemaparannya, Fian juga menjelaskan beberapa contoh negara yang sudah menjalankan industri game online sebagai alat diplomasi dengan negara lain, seperti; Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok.. Dalam ranking games market, Tiongkok telah menduduki posisi pertama industri game online di seluruh dunia. Kemudian pemateri juga menjelaskan tentang e-sport game yang memiliki dampak besar bagi berkembangnya diplomasi yang dilakukan oleh Tiongkok. Hingga sampai saat ini hampir seluruh industri game dikuasai oleh Tiongkok.
Kuliah umum ditutup dengan sesi tanya jawab untuk para peserta. Serta tak lupa pula ucapan terimakasih dan juga motivasi dari dosen pengampu mata kuliah kepada seluruh mahasiswa Hubungan Internasional serta siswa/i SMA yang hadir.
Untuk materi kuliah umum dapat menghubungi Kepala Laboratorium Hubungan Internasional.