Salam Budi Luhur!
Program Studi Hubungan Internasional Universitas Budi Luhur (Prodi HI UBL) kembali menyelenggarakan program studi ekskursi ke luar negeri. Program ini bertujuan untuk memperkaya pengetahuan, memperluas perspektif, memperdalam pemahaman atas berbagai isu, dan untuk meningkatkan pengalaman atas situasi riil di lapangan. Program ini merupakan program rutin yang wajib diikuti oleh para mahasiswa/i Prodi HI yang telah menempuh setidaknya 1 tahun perkuliahan. Program studi ekskursi tidak hanya dilaksanakan di luar negeri tetapi juga di dalam negeri di luar wilayah Jabodetabek. Sebelumnya, program studi ekskursi telah diselenggarakan dalam bentuk perjalanan studi di Jawa, Bali, dan Lombok pada tahun 2017, kemudian ke Malaysia dan Singapura pada tahun 2018.
Pada tahun ini, program studi ekskursi diselenggarakan di Bangkok, Thailand. Program ini berlangsung selama 4 hari 3 malam, yaitu pada tanggal 26 – 29 November 2019. Program studi ekskursi selalunya mencakup kunjungan ke instansi-instansi yang berkaitan dengan studi hubungan internasional, lokasi-lokasi kebudayaan, serta lokasi penting lainnya. Pada tahun ini, terdapat 4 instansi utama yang dikunjungi, yaitu ASEAN Cultural Center, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand, The Halal Science Center di Chulalongkorn University, dan Institute of Diplomacy and International Studies pada Rangsit University. Selain keempat instansi di atas, studi ekskursi juga dilakukan ke destinasi wisata budaya seperti Wat Arun (Temple of Dawn) dan Asiatique, The Riverside Front. Keduanya berbatasan dengan Sungai Chao Phraya. Oleh karena itu, pada kedua tempat tersebut, para peserta dapat menikmati pemandangan ke arah sungai utama di Thailand pada siang dan malam hari. Selain itu, rombongan juga melakukan kunjungan belanja ke beberapa lokasi bagi wisatawan seperti Platinum, MBK Mall, Erawadee, dan Chatuchak Weekend Market.
Kunjungan resmi pertama dilakukan ke ASEAN Cultural Center. ASEAN Cultural Center yang berada di Bangkok merupakan pusat kebudayaan ASEAN pertama di kawasan ASEAN. Pusat kebudayaan ASEAN ini terletak di Ratchadamnoen Contemporary Art Center (RCAC), pada Lantai 3. Pusat kebudayaan ini dibuka pada pukul 10.00 – 17.00 waktu Thailand. Kunjungan ke ASEAN Cultural Center secara berkelompok dapat dilakukan pada 3 sesi pilihan, dan dapat mengajukan pendampingan oleh staf pusat kebudayaan ataupun tidak. Kunjungan rombongan HI UBL kali ini dilakukan pada hari pertama, dan pada sesi sore yaitu pada pukul 16.00 – 17.00, setelah kunjungan ke Wat Arun. Dalam kunjungan ke ASEAN Cultural Center, para peserta tidak hanya dapat melihat sejarah negara-negara anggota ASEAN, tetapi juga menikmati berbagai permainan interaktif yang memudahkan pemahaman mengenai budaya masyarakat ASEAN. Berbagai display tersedia secara digital maupun non-digital. Selain itu, ASEAN Cultural Center juga dilengkapi dengan tempat untuk menikmati pemutaran video mengenai masyarakat negara-negara anggota ASEAN. RCAC sendiri memiliki beberapa exhibition pada lantai lainnya. Sehingga, dengan mengunjungi ASEAN Cultural Center, para peserta juga dapat menikmati berbagai karya seni lainnya.
Pada hari kedua, kunjungan resmi dilaksanakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Thailand dan The Halal Science Center, Chulalongkorn University. Kunjungan ke KBRI Bangkok merupakan hal yang merupakan imperatif untuk diselenggarakan bagi para pegiat hubungan internasional. Meskipun politik luar negeri mencakup isu-isu yang bersifat low politics, hubungan diplomatik secara utama masih dilaksanakan oleh pemerintah (first track). Maka, KBRI sebagai perwakilan resmi pemerintahan Indonesia di luar negara, merupakan salah satu aktor yang penting dalam implementasi politik luar negeri Indonesia. Rombongan diterima oleh Ibu Nur Rokhmah Hidayat, Konselor Fungsi Pendidikan Sosial dan Budaya pada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok. Dalam paparannya, Ibu Rokhmah menyampaikan sejarah singkat serta perkembangan terkini hubungan luar negeri Indonesia dan Thailand. Adapun pemaparan tidak hanya diberikan secara parsial, namun komprehensif mencakup berbagai isu dan pada berbagai level analisis. Ibu Rokhmah menambahkan bahwa KBRI Bangkok merupakan salah satu KBRI terbesar dan terlengkap. KBRI Bangkok didirikan di atas areal lahan seluas 2,5 hektar dan dilengkapi oleh 23 bagian. Sesi pemaparan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi pemaparan tanya jawab, Ibu Rokhmah didampingi oleh beberapa staf termasuk staf dari Bagian Pendidikan dan Kebudayaan, serta mahasiswa magang yang juga berasal dari Universitas Budi Luhur. Program Studi HI sendiri secara rutin mengirimkan tim mahasiswa magang melalui program Kuliah Kerja Praktik (KKP) ke berbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara-negara sahabat terutamanya di kawasan Asia Tenggara. Setelah sesi pemaparan selesai, para peserta menikmati makan siang di kantin KBRI bersama dengan staf KBRI dan pelajar sekolah Indonesia yang terdapat di dalam kompleks Kedutaan Besar, yang dilanjutkan dengan jam bebas di KBRI bersamaan dengan waktu melaksanakan ibadah sholat.
Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke The Halal Science Center (HSC) yang terletak di Chulalongkorn University, salah satu universitas terbaik di Asia Tenggara. HSC sendiri merupakan pusat riset produk halal pertama di dunia. Sehingga, dengan melakukan kunjungan ke HSC, para peserta tidak hanya dapat menerima berbagai pengetahuan mengenai idealisme pembentukan, tantangan yang muncul dalam pendirian, tetapi juga inspirasi dan motivasi dalam berkontribusi positif bagi pembangunan Indonesia. Indonesia sendiri merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Artinya, Indonesia berpotensi tidak hanya sebagai pasar, namun seyogyanya dapat mengembangkan pula industri halal seperti halnya Thailand. Rombongan diterima oleh Mr. Manat Suebsantikul sebagai Direktur Konsultan pada HSC. Kunjungan diawali dengan sesi pemaparan oleh Mr. Manat mengenai sejarah, visi dan misi, proses, serta perkembangan terkini HSC. Pemaparan tidak hanya mencakup rasionalisasi pentingnya membangun industri halal. Mr. Manat juga menjelaskan mengenai tata cara pengajuan dan perolehan sertifikasi halal. Dalam penjelasannya, Mr. Manat juga menekankan pentingnya sertifikasi halal, bukan hanya bagi pengusaha muslim, tetapi juga bagi perusahaan-perusahaan besar (merk terkenal). Bagi perusahaan-perusahaan besar tersebut perolehan sertifikasi halal justru meningkatkan penjualan meskipun pada pasar non-muslim. HSC juga membuka pelayanan khusus bagi UMKM. Hal ini juga mengingat bahwa UMKM merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Thailand. Selain itu, HSC sendiri juga telah memproduksi berbagai produk halal. Salah satu di antaranya adalah produk cairan yang mampu mensucikan najis/hadas besar. Hal ini akan memudahkan berbagai karyawan non-muslim pada pabrik-pabrik produk halal dalam menjaga kehalalan produk pada proses produksi. Setelah sesi tanya jawab, Mr. Manat membawa rombongan untuk melihat fasilitas yang ada di HSC seluas 3 lantai gedung riset pada Chulalongkorn University. Selain laboratorium-laboratorium untuk menguji kehalalan substance produk, HSC juga menunjukkan cara menggunakan berbagai aplikasi interaktif yang telah tersedia bagi telepon pintar atau tablet. HSC sendiri diprakarsai oleh Dr. Winai Dahlan, warga negara Thailand yang merupakan cucu dari KH. Ahmad Dahlan. Namun, dalam kunjungan ini, rombongan belum mendapatkan kesempatan untuk berjumpa langsung dengan pendiri HSC tersebut.
Kunjungan resmi terakhir dilakukan ke Institute of Diplomacy and International Studies (IDIS), Rangsit University. Rangsit University merupakan salah satu universitas mitra Universitas Budi Luhur. Hubungan baik antara Program Studi HI dan IDIS telah diwujudkan dalam kunjungan IDIS ke UBL tahun lalu, serta melalui finalisasi program pertukaran pelajar yang mencakup berbagai skema bagi para mahasiswa dari kedua fakultas. Dalam kunjungan ke IDIS tahun ini, Prodi HI berkesempatan mendapatkan kehormatan untuk mengikuti salah satu mata kuliah yaitu Regionalism in East Asia. Turut hadir dalam perkuliahan tersebut adalah H.E. Mr. Ambassador Sompong Sanguanbun selaku Dekan IDIS, Dr. Nutthathirataa Withitwinyuchon sebagai pengampu mata kuliah sekaligus Associate Dean pada IDIS, Dr. Sasiphattra Siriwato selaku Kepala Departemen, serta Mr. Jiraroj Mamadkul yang merupakan salah satu dosen pada IDIS. Dalam perkuliahan tersebut, 8 kelompok mahasiswa IDIS yang berasal tidak hanya dari Thailand tetapi juga mancanegara seperti Tiongkok, Bhutan, dan Nigeria memberikan presentasi mengenai berbagai isu yang berlaku di kawasan Asia Timur. Presentasi tidak hanya membahas ASEAN serta bentuk regionalisme lainnya di kawasan Asia Timur, tetapi juga berbagai isu yang fokus pada kekuatan Tiongkok, politik luar negeri beberapa negara anggota kawasan, serta isu-isu spesifik lainnya seperti keamanan kawasan. Selama sesi presentasi, mahasiswa HI UBL turut berpartisipasi aktif melalui diskusi dan tanya jawab. Setelah sesi seat-in perkuliahan, kunjungan dilanjutkan dengan makan siang bersama, dan kunjungan ke Perpustakaan Rangsit University. Dalam kunjungan ini, para peserta tidak hanya berkeliling ke seluruh dalam perpustakaan, tetapi juga memahami prinsip-prinsip pelestarian lingkungan perpustakaan sebagai green library, serta simulasi penggunaan fasilitas perpustakaan seperti layanan mandiri peminjaman dan pengembalian buku.
Kelancaran kunjungan studi Prodi HI ke berbagai institusi tersebut tidak terlepas dari bantuan serta kerjasama berbagai pihak yang telah membantu penyelenggaraan. Oleh karena itu, terima kasih terbesar diberikan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia, Kementerian Kebudayaan Thailand, ASEAN Cultural Center, The Halal Science Center, dan IDIS Rangsit University. Selain itu, pada program studi ekskursi kali ini, Program Studi HI bekerja sama dengan jasa wisata PT. Segara Faaza Wisata. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program studi ekskursi dapat menghubungi Kepala Laboratorium Hubungan Internasional.