Pada hari Ahad, 9 Agustus 2020, tim PKM prodi HI yang terdiri dari ibu Arin Fithriana dan Bapak Rendy Putra Kusuma melakukan kegiatan Pelatihan Kader Konselor Kesehatan Reproduksi Remaja “Mentoring Teman Sebaya” Dalam Pencapaian Sustainable Development Goals 3 Di Rt.09/Rw.03 Kelurahan Cilangkap Jakarta Timur. Kegiatan offline ini dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan, sehingga membatasi jumlah peserta pelatihan. Tema diusung dengan memperhatikan bahwa pemahaman tentang kesehatan reproduksi sangat penting. Adanya pernikahan dini, penularan penyakit seksual dan bahkan remaja yang terjangkit HIV/AIDS menjadi keprihatinan bersama. Film remaja “Dua Garis Biru” juga menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi bukanlah hal yang tabu. Perubahan pola interaksi dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menempatkan remaja mengenal lebih dini terkait reproduksi. Sayangnya realitas juga menunjukkan bahwa pembahasan kesehatan reproduksi antar remaja terkadang menjadi bahan cemoohan, bahkan ketika berada dilingkungan keluarga juga dianggap tidak sopan dan tabu. Realitas inilah yang mendorong remaja untuk mencari jawaban sendiri dan tidak menutup kemungkinan justru menjerumuskan remaja pada hal-hal yang tidak diinginkan. Pembahasan reproduksi di dunia maya tanpa disadari terkait dengan pornografi. Oleh karena itu diperlukan pendampingan dari orang tua atau guru terkait masalah tersebut. Remaja akil balig membutuhkan dukungan, pendampingan dan bimbingan dalam mencari jawaban terkait jati diri mereka.
Peserta yang terdiri dari remaja laki-laki anggota karang taruna ini awalnya terlihat malu-malu mengikuti kegiatan ini, terutama ketika mengetahui tema yang disampaikan. Melalui penyampaian materi oleh narasumber ibu Hirfa Turrahmi, SPd. SST,. MKM dari Prodi D3 Kebidanan FKK UMJ, peserta mulai memahami dan menyadari pentingnya kesehatan reproduksi baik fisik maupun mental. Bahwa kesehatan reproduksi bukan hanya sekedar menjaga kebersihan dan kesehatan alat reproduksi, namun juga menjaga pola pikir dan tingkah laku yang mendorong tindakan tertentu terhadap reproduksi. Peserta juga menyadari bahwa kondisi reproduksi pada akil balig merupakan hal alamiah namun harus dijaga dan diarahkan agar tidak menyimpang dan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Ini terlihat pada sessi tanya jawab antara narasumber dan peserta sebagai bentuk evaluasi. Peserta PKM ini akan dijadikan kader konseling kesehatan reproduksi bagi kelompok teman sebayanya dengan narasumber sebagai mentor konseling. Sehingga kegiatan ini akan berkelanjutan untuk melihat tingkat pemahaman remaja. Pada sessi ini juga masih berfokus pada remaja laki-laki. Direncanakan pada pelaksanaan PKM selanjutkan melibatkan peserta remaja perempuan secara terpisah. Pemahaman kesehatan reproduksi ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan ke 3 yang juga memekankan pada kesehatan reproduksi.