[:en]Prodi HI, FISIP, UBL kembali bekerjasama dengan UNIC, Jakarta. Pada hari Selasa, 28 November 2017, Direktur UNIC, Jakarta, Ms. Eshila Maravanyika hadir untuk memberikan General Lecture yang bertemakan “United Nations, It’s Works, and Issues on Refugees”.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Rektor Universitas Budi Luhur, Prof. Dr. Didik Sulistyanto; Deputi Rektor bidang Akademik, Dr. Wendi Usino; Staf Ahli Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Duta Besar Sunten Z. Manurung; Dekan FISIP, Fahlesa Munabari, Ph.D beserta mahasiswa FISIP.
Dalam pembukannya, Prof. Didik menyampaikan kepada UNIC mengenai latar belakang Universitas Budi Luhur khususnya keunggulan dalam beasiswa dari berbagai daerah. UBL juga bekerjasama dengan negara Jepang dan Belanda dalam pertukaran pelajar di UBL untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
“UNIC merupakan tulang punggung, ia yang dapat menguasai informasi, ia akan dapat menguasai dunia.” ujarnya.
Ms. Eshila berharap hubungan antara UBL dengan UNIC dapat memperkuat aktivitas dan program yang nantinya akan di lead oleh para mahasiswa sebagai generasi muda.
Dalam pemaparannya Ms. Eshila menerangkan dua hal penting mengenai SDGs dan Refugees.
Ms. Eshila membuka kuliah umum dengan menjelaskan isu UN yang utama yaitu SDGs. Beliau menjelaskan bahwa pembangungan, kedamaian dan keamanan serta Hak Asasi Manusia adalah fokus utama United Nations.
SDG berbeda dari MDG karena SDG lebih inklusif (dengan slogannya no one left behind) dan lebih berjangka panjang, maka dari itu penting untuk mewujudkannya dan ia merupakan prioritas dari UN.
Beliau juga menjelaskan bahwa generasi muda adalah penentu dalam mensukseskan SDGs. Anak muda juga disebut sebagai inovator karena membawa anak muda kedalam perspektif, ide dan solusi-solusi baru. SDGs bukan saja tugas pemerintah, tapi kita semua.
“Youth are agents of change. They are critical thinkers and change maker. We want you to come to unic with your proposal or initiative that you think will contribute to the sdg and we will provide you with platform.” tangkasnya
Kemudian beliau juga memaparkan isu pengungsi.
Jumlah pengungsi dari tahun 2016 terus meningkat di seluruh dunia. Terkait dengan isu tersebut, UNCHR memberikan bantuan darurat untuk pengungsi tersebut melalui program jangka panjang. UN dibantu dengan selebriti dunia berbondong-bondong mempromosikan perlindungan terhadap pengungsi kepada masyarakat internasional.
“We need to understand that people don’t choose to be a refugee, conflict is the one that makes them like who they are now.” paparnya
[:ID]Prodi HI, FISIP, UBL kembali bekerjasama dengan UNIC, Jakarta. Pada hari Selasa, 28 November 2017, Direktur UNIC, Jakarta, Ms. Eshila Maravanyika hadir untuk memberikan General Lecture yang bertemakan “United Nations, It’s Works, and Issues on Refugees”.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Rektor Universitas Budi Luhur, Prof. Dr. Didik Sulistyanto; Deputi Rektor bidang Akademik, Dr. Wendi Usino; Staf Ahli Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Duta Besar Sunten Z. Manurung; Dekan FISIP, Fahlesa Munabari, Ph.D beserta mahasiswa FISIP.
Dalam pembukannya, Prof. Didik menyampaikan kepada UNIC mengenai latar belakang Universitas Budi Luhur khususnya keunggulan dalam beasiswa dari berbagai daerah. UBL juga bekerjasama dengan negara Jepang dan Belanda dalam pertukaran pelajar di UBL untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
“UNIC merupakan tulang punggung, ia yang dapat menguasai informasi, ia akan dapat menguasai dunia.” ujarnya.
Ms. Eshila berharap hubungan antara UBL dengan UNIC dapat memperkuat aktivitas dan program yang nantinya akan di lead oleh para mahasiswa sebagai generasi muda.
Dalam pemaparannya Ms. Eshila menerangkan dua hal penting mengenai SDGs dan Refugees.
Ms. Eshila membuka kuliah umum dengan menjelaskan isu UN yang utama yaitu SDGs. Beliau menjelaskan bahwa pembangungan, kedamaian dan keamanan serta Hak Asasi Manusia adalah fokus utama United Nations.
SDG berbeda dari MDG karena SDG lebih inklusif (dengan slogannya no one left behind) dan lebih berjangka panjang, maka dari itu penting untuk mewujudkannya dan ia merupakan prioritas dari UN.
Beliau juga menjelaskan bahwa generasi muda adalah penentu dalam mensukseskan SDGs. Anak muda juga disebut sebagai inovator karena membawa anak muda kedalam perspektif, ide dan solusi-solusi baru. SDGs bukan saja tugas pemerintah, tapi kita semua.
“Youth are agents of change. They are critical thinkers and change maker. We want you to come to unic with your proposal or initiative that you think will contribute to the sdg and we will provide you with platform.” tangkasnya
Kemudian beliau juga memaparkan isu pengungsi.
Jumlah pengungsi dari tahun 2016 terus meningkat di seluruh dunia. Terkait dengan isu tersebut, UNCHR memberikan bantuan darurat untuk pengungsi tersebut melalui program jangka panjang. UN dibantu dengan selebriti dunia berbondong-bondong mempromosikan perlindungan terhadap pengungsi kepada masyarakat internasional.
“We need to understand that people don’t choose to be a refugee, conflict is the one that makes them like who they are now.” paparnya
[:]