Tahun 2020 akan menjadi salah satu titik paling bersejarah dalam dokumentasi kehidupan manusia di muka bumi. Hal ini bukan hanya memberikan impak bagi baby boomers hingga generasi Y yang saat ini berada pada posisi pensiunan dan bekerja, tetapi juga bagi generasi Z dan Alpha. Generasi Z dan Alpha yang masih berada pada bangku sekolah dasar dan menengah, tidak akan lagi dihadapkan pada kemajuan metode pembelajaran dalam bentuk blended learning, tetapi telah dan masih akan menjalankan metode pembelajaran jarak jauh. Kebijakan ini imperatif dalam rangka melindungi generasi muda penerus bangsa pada masa pandemi ini.
Namun, pandemi virus corona yang dimulai pada tahun 2019, telah mengakibatkan situasi yang sangat sulit baik bagi pelajar maupun pengajar, serta pihak keluarga dan sekolah. Perubahan kondisi, termasuk yang kemudian ke arah transisi menuju kebiasaan baru, berlangsung dengan cepat. Kondisi ini kemudian menuntut adanya penyesuaian metode penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar secara tiba-tiba. Namun, penyesuaian tersebut belum tentu dapat diiringi oleh kemampuan adaptasi seluruh para pihak yang terlibat dengan kecepatan yang sama. Adanya aspek uncertainty kemudian juga semakin menyumbang kepada kondisi yang membingungkan dan mencemaskan tidak hanya pada aspek pendidikan, tetapi juga ekonomi dan sosial. Keresahan yang meluas, diiringi dengan keberagaman informasi yang beredar karena tingginya intensitas aktivitas dan akses pada dunia maya, kemudiannya berpotensi menciptakan polemik dan ketidakharmonisan dalam masyarakat. Hal ini tentu saja perlu dicegah dan ditangani sedini mungkin agar tidak menjadi hambatan terbesar dalam pelaksanaan program pembangunan, terutama yang bersifat berkelanjutan.
Program pengabdian kepada masyarakat (abdimas) Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Budi Luhur pada Semester Genap 2019/2020 kembali berupaya berkontribusi bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dengan menyediakan solusi bagi permasalahan-permasalahan di atas. Pada kesempatan kali ini, program abdimas kembali diselenggarakan dalam mendukung Gerakan Literasi Nasional, dan dalam menghadapi situasi pandemi. Bekerja sama dengan Kabupaten Ciamis, program abdimas tahap 2 diselenggarakan pada 10 Agustus 2020 secara daring, diikuti oleh 7 SMA dan SMK. Pelatihan tahap 2 yang diikuti oleh 35 siswa/i difokuskan pada upaya pendidikan perdamaian dan pelatihan literasi digital dalam rangka meningkatkan kemampuan para peserta pada aspek komunikasi positif. Program bengkel ini dapat terselenggara dengan lancar dengan dukungan dari berbagai pihak, Oleh karena itu, terima kasih terbesar disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Ciamis, Dinas Pendidikan Ciamis, SMAN 1 Baregbeg, SMAN 1 Sindangkasih, SMAN 1 Sukadana, SMK Al-Ikhlas Susuru, SMK LPS 2 Ciamis, SMK LPT CIamis, dan SMK Taruna Bangsa CIamis, Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, DIrektorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Hubungan Internasional, Ngampooz, serta rekan-rekan tim abdimas.
Kegiatan dimulai pada pukul 09.30 WIB, dan dibuka oleh Ibu Elistania selaku Ketua Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Budi Luhur. Mewakili Universitas, Prodi menyampaikan terima kasih terbesar kepada mitra, pihak sekolah dan para siswa/i peserta atas kehadirannya meskipun pada tahap kali ini bersifat daring. Ibu Elistania juga menekankan pentingnya untuk terus menjaga kesehatan dan keselamatan dengan tetap patuh menjalankan protokol-protokol kesehatan yang telah digariskan oleh pemerintah pada masa pandemi ini. Beliau kemudian menjelaskan bahwa pelatihan kembali menghadirkan hasil kolaborasi dua tim pelaksana dari Prodi HI. Selain berfokus pada peningkatan kemampuan dalam literasi digital, diharapkan kemampuan ini menjadi modalitas bagi masyarakat Ciamis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Ciamis, dan pada level nasional.
Setelah mendiskusikan solusi terutamanya yang bersifat teknis pada materi pertama terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara mandiri, pelatihan kemudian dilanjutkan dengan bengkel yang berfokus pada pengelolaan aspek psikologis agar dapat dijadikan modal pembentukan komunikasi positif dalam menghadapi masa kebiasaan baru (new normal). Metode deduktif dan induktif digunakan dalam memantik dan membimbing peserta dalam memahami dengan lebih mendalam mengenai sumber-sumber keresahan yang mereka alami, baik yang telah disampaikan pada sesi pertama ataupun di luar itu. Tim kemudian juga memantik pemahaman mereka terkait kebiasaan baru. Berbekal dari hasil diskusi, instruktur kemudian melatih peserta untuk memahami dan menerapkan langkah-langkah pengelolaan keresahan. Keresahan dipandang sebagai bukan hanya hal yang bersifat manusiawi, tetapi juga sebagai modal penguatan diri untuk meningkatkan kualitas diri. Instruktur juga melatih langkah-langkah dalam menghadapi berbagai informasi yang beredar secara masif di dunia fisik maupun maya. Informasi bukan hanya perlu diuji kesahihannya, tetapi juga perlu diolah ke dalam bentuk pesan yang positif dan memotivasi. Pengolahan pesan ke arah komunikasi positif diharapkan dapat menjadi salah satu perekat keharmonisan masyarakat. Energi positif menjadi salah satu modal untuk terus bersemangat dalam menjalankan kehidupan keseharian meskipun dihadapkan pada banyak keterbatasan selama masa pandemi ini.
Program ini kemudian ditutup sekitar pukul 15.30 WIB dengan sesi kuiz dan foto bersama.